Operator seluler menilai kehadiran 4 operator mobile satellite di Indonesia bukan merupakan ancaman bagi bisnisnya.
Group Head VAS Marketing Indosat Teguh Prasetya mengatakan mereka akan memasuki ceruk pasar yang berbeda dan sangat segmented.
“Lagian sudah jelas airtime mereka harganya tidak bersaing dibandingkan dengan 11 operator yang sudah hadir terlebih dahulu,” ujarnya kepada Bisnis hari ini.
Sebagaimana diketahui, 3 operator mobile satellite bartu telah hadir di Indonesia, menyusul PT Pasifik Satelit Nusantara (Asia Celullar Satellite/ACeS) dengan layanan Byru dan Pasti-nya.
Tiga operator mobile satellite baru tersebut adalah Inmarsat melalui PT Dini Nusa Kusuma, Thuraya lewat PT SOG Indonesia, dan Iridium lewat PT Amalgam.
CEO ACeS Adi Rahman Adiwoso mengungkapkan pihaknya tidak terlalu khawatir dengan kehadiran operator mobile satellite baru. “Secara global memang oke, tapi harganya sangat mahal untuk masyarakat Indonesia,” tuturnya.
Menanggapi hal itu, mantan Sekjen Asosiasi Satelit Indonesia (Assi) Eddy Setiawan mengatakan layanan mobile satellite tidak akan mengancam seluler kecuali mereka diberi lisensi ATC (Ancillary Terrestrial Component) seperti Globalstar di Amerika Serikat.
“Dengan lisensi ATC, operator bis amenggunakan frekuensi untuk satelitnya di darat, sehingga si operator satelit tersebut bisa bangun BTS-BTS juga. Kalau tidak dapat sinyal satelit maka bisa memakai BTS dengan pita frekuensi yang sama,” tuturnya.
Saat ini, negara yang sudah mengimplementasikan lisensi ATC adalah Amerika Serikat, Korea Selatan, dan Jepang.(api)
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan Tinggalkan Pesan Anda....
Terima Kasih